Torang ada!

MAWALE MOVEMENT adalah sebuah gerakan kesadaran identitas dan budaya. Diproklamirkan oleh sebarisan pegiat seni-budaya beberapa tahun silam, dan saat ini telah diadopsi sebagai sebuah SEMANGAT PERJUANGAN BUDAYA oleh jaringan seniman-sastrawan-budayawan muda Utara Celebes, di bibir Pasifik.

Senin, 27 Oktober 2008

Musikalisasi & Fragmentasi Puisi di KGPM Wuwuk - Minahasa


7 juli 2005 lalu, HUT KGPM Wuwuk dihadiri oleh Mawale Movement untuk bergabung dalam prosesi ibadah dengan membacakan serta fregmentasi puisi.


Performans ini cukup mengundang perhatian, dikarenakan penyajian puisi seperti ini masih belum biasa di gereja ini.


Musikalisasi di "Burn The Cold City" - Sebuah Happening Musik Indie Tomohon


9Society Big Band turun memusikalisasikan dua puisi di acara yang dipadati oleh masyarakat indie Tomohon, pada Juli 2008 lalu.


Andre di posisi Bassist, keyboard ada Emon, Gitar satu ada Greenhill, Gitar dua Rowz, Drum di tabuh Ity Anarcho, dan puisi dibaca oleh Fredy dan Kale.


Deklarasi Studio X, Sonder - Minahasa


Studio Expresi Seni Sonder, ato Studio X, dideklarasikan 23 April 2005 dengan sebuah performing gig di Balai Desa Talikuran, Sonder- Minahasa. Anggotanya, pada waktu itu, masih SMP dan SMA. Deklarasi ini dihadiri oleh jaring budaya se-Minahasa untuk membaca puisi dan performance art lainnya.


Awalnya mereka memilih tari kontemporer sebagai pintu masuk terjun ke dunia seni. Teater dan puisi mereka rambah kemudian. Sekarang mereka telah menerbitkan dua buku antologi sastra berjudul "Dunia X" dan "X-Side".

Senin, 20 Oktober 2008

Pentas "The Experimental" Teater Ungu UNIMA


Dokumentasi dari sebuah pentas Teater Ungu FBS UNIMA pada 6 September 2005 lalu. Performer pada kesempatan itu antara lain Alfrits 'Ken' Oroh dan Alvin 'Apin' yang membawakan konsep Ludfy Angga.



Teater Ungu adalah salah satu teater yang paling produktif menelorkan aktor-aktris hebat di Sulawesi Utara serta masih terus menjala bakat-bakat baru hingga kini.


Peluncuran Kumpulan Puisi Bahasa Manado "Jongen Spoken" di Tomohon


Draft buku ini telah muncul di tahun 2005 namun baru berhasil 'memateri' pada tanggal 22 Agustus 2008 lalu. Peluncuran dilakukan di Steleng Mawale, Matani - Tomohon.


"Jongen Spoken" memiliki gaya tutur yang khas seorang Chandra Dengah Rooroh: kental dengan snob Tonsea namun otentik. Satu lagi buku Sastra Manado menancapkan tonggak sejarahnya.

Kamis, 16 Oktober 2008

Deklarasi Sanggar Seni Bukit Berbunga - Lewet, Amurang


Siapa bilang Amurang mati visi seni-budayanya?
Kalau ada yang bilang begitu, silahkan baku mangada dengan gerombolan dari
Lewet yang menamakan diri Sanggar Seni Bukit Berbunga ini.



Deklarasi dilaksanakan pada 8 Agustus 2008 lalu lewat diskusi budaya dan filsafat yang
turut dihadiri jaring budaya dari berbagai penjuru Minahasa dengan Benni Matindas, filsuf Minahasa, sebagai speaker.


Rabu, 15 Oktober 2008

Peluncuran Buku Puisi "Lantaran Kita Parampuang" karya Angga


"Lantaran Kita Parampuang" adalah buku puisi kedua dari Angga. Kumpulan karyanya ini
pada saat pertama kali diluncur di Sekretariat Teater Ungu UNIMA di Tondano cukup membuat
terhenyak karena pemilihan diksi dan tema yang smart. "Perempuan musti pande-pande", begitu katanya. Kalau tidak, perempuan hanya akan memerangkapkan diri dalam perangkap "weaker gender". Oh, ya. Sebagian besar puisi dalam buku ini menggunakan Bahasa Manado.




Acara peluncuran ini diisi juga oleh pementasan "Nexus Labirinth", sebuah naskah Angga juga, serta diskusi sastra dan performance oleh Andre GB.

Peluncuran novelet "Vale" di Kobong Mawale - Sonder


Dua foto ini adalah dokumentasi yang tersisa dari peluncuran novelet "Vale" karya Greenhill Weol. Novelet dengan setting futuristik ini sengaja diluncur di sebuah lokasi perkebunan yang terpencil di Sonder, Minahasa, pada Mei 2005 lalu. Aroma persawahan dan rerumputan basah yang bercampur dengan tembakan laser dan pesawat ruang angkasa ternyata amat tepat mengantarkan buku yang bercerita tentang pencarian identitas ke-Minahasa-an.

Baca Puisi KKBR di Bahu

Anak-anak KKBR- Ivant, Ran, Andre, dll memang tidak pernah mati semangat berkeseniannya, walau (agak) mulai absen di demo-demo (heheheh). Kali ini, Mei 2008, mereka bikin baca puisi di halaman monumen pahlawan, di ujung bulevard- Bahu.


Diterangi petromaks yang 'poka-poka' itu suara anaak-anak ini malah makin keras membacakan puluhan puisi protes sosial karya mereka. Padahal, disudut taman ada pos polisi, tapi polisi lalu lintas!

Peluncuran Antologi Puisi Bahasa Manado "999"

Pada 19 Maret 2005 lalu, ada kerumunan kecil orang di sudut kantin Om Manus di Fakultas Sastra UNSRAT Manado. Tiga penyair, Greenhill Weol, Jeff 'Toels' Tulandi dan Fredy Wowor, sepakat membukukan, serta memperkenalkan karya mereka hari itu: Antologi Puisi Bahasa Manado "999".


Buku ini ditulis dengan sebuah kesadaran untuk menciptakan sejarah, bahwa sebuah sejarah baru eksistensi Sastra Manado telah dimulai hari itu. Maka, selanjutnya adalah sejarah...



Peluncuran Antologi Puisi Bahasa Manado "777"


Jenry Koraag, Christy Sondey dan Yudy Lumenta berkumpul bersama dalam buku kedua Trilogi Antologi Puisi Bahasa Manado ini. Peluncuran dilakukan di teater hall fakultas Sastra UNSRAT pada awal 2005.


Kopi dan biskuit menu di sore itu. Juga musikalisasi puisi menjadi santapan. Seorang teman, masih dengan seragam latihan bola kakinya masuk ke ruangan tanpa beban.


Suasana yang santai dan mengalir, khas anak-anak sastra, sangat terlihat dalam peluncuran buku ini. Baca puisi estafet pun terjadi di sela-sela hilir-mudiknya teman-teman.

Peluncuran Antologi Puisi Bahasa Manado "99"


"99" adalah yang terakhir dari trilogi Antologi Puisi Bahasa Manado, setelah "999" dan "777".
Ketiga buku ini terbit estafet pada awal 2005 dan menjadi tonggak dalam sejarah Sastra Manado. Arthur Karundeng dan Dean Kalalo adalah duo penyair yang menggabungkan karya mereka untuk buku ini.


Pada peluncuran, diadakan juga diskusi dengan tema "sastra sebagai senjata perlawana budaya" yang berjalan cukup hangat. Sebagai 'provokator' dialog, ada Tommy Inkiriwang, Greenhill Weol dan Fredy Wowor.


Mulai dari siapa yang akan dilawan, sampai metode perlawanannya, dikupas dalam dialog ini. Akibatnya, semua yang hadir pulang dengan sebuah militansi yang berkobar.

Musikalisasi Puisi di Launching Mini Album "7 Miracle Band" - Tondano


Teman-teman 7 Miracle mengundang Mawale Poetica untuk turut 'membuat ribut' acara peluncuran mini album mereka pada Mei 2008 lalu. Maka jadilah kehendakNya!


Sebuah komposisi Heavy Metal diikuti sebuah nomor Blues dan ditutup oleh ekplorasi Regae cukup untuk membuat para hadirin dan hadirat yang memenuhi GOR UNIMA Tondono tak berhenti bergoyang.


Andre masuk dengan orasinya dan Fredy bergantian mengisi puisi. Yang dibawah panggung... sibuk headbang dan pogo!